Vaksinasi sapi cegah PMK mulai dikerjakan bertahap

Foto: Gatot Aribowo

Petugas memberikan vaksinasi ternak sapi milik warga Desa Puledagel, Kecamatan Jepon.

Kamis, 07 Juli 2022 20:46 WIB

BLORA (wartablora.com)—Pemerintah Kabupaten Blora mengadakan vaksinasi dan penyemprotan hewan ternak sapi milik warga. Penyemprotan akan dikerjakan bertahap, lantaran tenaga kesehatan hewan jumlahnya sedikit. Hingga Kamis, 7 Juli 2022 dinihari, tercatat 1.323 ekor sapi telah divaksin. Di Desa Puledagel dan Desa Gedangdowo di Kecamatan Jepon, Satuan tugas Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK), melanjutkan vaksinasi sapi warga pada Kamis siangnya. Ini adalah hari kedua untuk 2 tim Satgas PMK turun ke 2 desa tersebut.

Hingga tengah hari, Kamis, 7 Juli 2022, tim Satgas PMK yang turun di Desa Puledagel telah singgah di 20 rumah yang memiliki ternak sapi. Tim terdiri 3 orang dengan koordinatornya Nisrina Armin Afifah telah memberikan vaksin 30 ekor sapi. Tim ini ditugasi untuk menghabiskan satu botol vaksin bervolume tak lebih setengah liter.

"Ini bisa untuk memvaksin 90 ekor sapi. Hari ini kita habiskan 1 botol ini," kata Nisrina sembari menunjukkan botol dimaksud.

Ini adalah hari kedua 3 orang tersebut turun ke Desa Puledagel. Menemani Nisrina, seorang inseminator dan seorang lagi bertugas melakukan penyemprotan kandang. Mereka sehari-hari bertugas di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian Peternakan yang mendapat wilayah tugas di Kecamatan Jepon.

"Kami melaksanakan vaksinasi PMK di desa-desa sasaran yang sapinya masih belum terjangkit penyakit ini," kata lulusan sekolah vokasi UGM ini.

Petugas-petugas ini semula kerepotan untuk melakukan vaksinasi. Pasalnya, banyak warga peternak sapi yang mengalami kekhawatiran terjangkit virus yang datang dari luar. Karena itu mereka meminta pendampingan dari perangkat desa untuk mendatangi rumah-rumah.

"Kami meminta pendampingan perangkat desa untuk mendatangi rumah-rumah peternak sapi," ujarnya.

Kepala Desa Puledagel Darmaji mengatakan, kekhawatiran warga yang sapi di rumahnya divaksin muncul lantaran belum ada sosialisasi sebelumnya dari petugas maupun dari dinas terkait.

"Ada bagian yang kami ingin kritisi saat vaksinasi ini, meski secara umum menyampaikan rasa terima kasih. Hanya sebaiknya bila hendak vaksinasi terlebih dahulu dilakukan sosialisasi kepada peternak, tentang tipe penyakit tersebut dan bagaimana mekanisme penularannya, dan bagaimana metode pencegahannya. Bila tidak dilakukan, ya jangan heran jika banyak warga yang mengalami kekhawatiran saat hendak dilakukan vaksinasi," ujarnya.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora, drh. R. Gundala Wejasena mengatakan, pihaknya kekurangan tenaga, terlebih tenaga kesehatan hewan untuk melakukan vaksinasi secara serentak.

"Tidak bisa dilakukan (serentak). Karena yang melakukannya yang sudah terdidik," jelasnya merujuk pada kekurangan tenaga medis hewan.

Hingga Kamis pagi, data di dinas mencatat jumlah temuan kasus 2.629 ekor sapi yang diduga PMK, dan hasil pengecekan laboratorium tercatat 10 ekor. Dari 2.629 ekor terduga PMK, sapi yang mati berjumlah 49 ekor, dan sembuh 1.152 ekor.